Selasa, 27 Desember 2011

Komnas Anak Prediksi Kekerasan Anak 2012 Meningkat

Nasional / Selasa, 27 Desember 2011 14:23 WIB



Metrotvnews.com, Palu: Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) memprediksi kekerasan terhadap anak pada 2012 meningkat. Salah satunya sebagai dampak dari krisis ekonomi yang berpeluang terjadi di Indonesia.

"Kekerasan terhadap anak pada 2012 akan menjadi tantangan yang lebih besar lagi bagi para pegiat perlindungan anak dan aparat penegak hukum," kata Komnas PA bidang Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan, Sofyan Farid Lembah di Palu, Selasa (27/12).

Dia mengatakan beberapa kemungkinan yang perlu diwaspadai pada 2012 nanti yakni gejolak revolusi sosial di Timur Tengah, krisis utang di Uni Eropa dan sejumlah bencana di Asia seperti banjir di Thailand.

Menurut Sofyan jika krisis tersebut berdampak di Indonesia, praktis akan berpengaruh terhadap ekonomi sehingga menyulitkan masyarakat. "Tidak menutup kemungkinan krisis ini akhirnya berdampak pada anak," katanya.

Sofyan mengatakan, tren angka kekerasan terhadap anak cenderung meningkat. Di Sulawesi Tengah, misalnya mencapai 1.200 kasus. Mulai dari kekerasan, penelantaran, bermasalah dengan hukum, gizi kurang dan gizi buruk, maupun korban konflik dan bencana alam. Padahal, kasus tahun sebelumnya hanya berkisar 800 kasus.

Menurut Sofyan, pada 2012 kemungkinan akan menjadi masa-masa sulit sulit dari berbagai gejolak ekonomi dunia yang dikhawatirkan berdampak di Indonesia termasuk dampak bencana alam. "Anak-anak adalah kelompok rentan yang menerima dampak langsung masa-masa sulit seperti itu," kata Sofyan.

Dia mengatakan negara dan organisasi perlindungan anak diharapkan bisa lebih meningkatkan upaya perlindungannya pada anak. "Kita berharap supaya bekerja lebih keras lagi untuk memberikan pelayanan kepada anak-anak seperti halnya anak-anak bermasalah dengan hukum, anak berkebutuhan khusus, anak terlantar, dan eksplotasi terhadap anak," katanya.

Sofyan mengatakan, masalah yang paling berat dihadapi dalam kekerasan terhadap anak yakni eksploitasi anak. Ia juga meminta agar pemerintah tidak lalai dalam situasi darurat seperti yang terjadi di beberapa daerah seperti kasus lapangan minyak Tiaka di Kabupaten Morowali, Kasus kerusuhan Buol, dan Kasus Bima, Nusa Tenggara Barat.

Dalam peristiwa itu sejumlah anak menjadi korban. Di Tiaka misalnya, empat anak menjadi korban dan mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ikut serta dalam pengrusakan fasilitas perusahaan. Demikian halnya di Buol, dua anak menjadi korban dalam bentrokan di daerah itu.(Ant/BEY)

Tidak ada komentar: